Tuesday, 10 March 2015

Refleksi 6 Tahun Pernikahan

Pada akhirnya banyak sekali yang telah kita lewati. Tak hanya senang, cinta, rindu, romantisme, tetapi semua rasa yang melengkapi semua itu. Banyak orang bilang, kita tidak akan merasakan manisnya pertemuan sampai kita menghadapi beratnya perpisahan. Begitu pun, cinta tak mungkin bertambah tanpa rasa cemburu, tak mungkin rindu jika selalu menghabiskan waktu bersama. Tak mungkin sangat senang ketika merasakan kebahagiaan bersama jika tak pernah dibuat sedih. Ini adalah jalan hidup, sunnatullah ada rasa gembira ada sedih, ada rasa cinta juga benci, ada rasa rindu dan sepi.

Tidak akan pernah tau sampai kapan kita bersama. Semua adalah rahasia Allah, agar menjadikan diri optimis untuk menyongsong masa depan bersama, bukan sebaliknya. Walau sedih pasti ujungnya, kita akan berpisah di dalam kubur. Karena alam kubur diciptakan hanya untuk seorang. Apakah setelah itu kita akan mendapatkan kabar gembira untuk berkumpul kembali di surga? Wallahua'lam, tugas kita hanya berusaha dengan segenap amalan yang kita buat di dunia ini.

Optimislah dengan cinta yang sedang dibangun, walau pahit pernah menyapa, bukan tidak mungkin ada kebahagiaan setelahnya. Bukankah pelangi muncul setelah turun hujan? Hidup ini hanya sebentar, semua akan menjadi kenangan. Berikanlah yang terbaik, lakukanlah usaha yang optimal, berusahalah, dan..

Berdoalah, berdoalah..

Wednesday, 10 September 2014

Dua puluh sembilan tahun

Rembulan membutuhkan malam agar kehadirannya berarti
Malam akan terasa hampa tanpa sinar rembulan
Mereka saling membutuhkan
Mereka ada untuk saling bersama
Saling menyejukkan
Saling memberikan arti
Saling melengkapi

Friday, 5 September 2014

Melepas IUD

Hari selasa pukul 16.00 tepatnya dr.Sawitri Spog membuka prakteknya di Hermina Jatinegara. Sepertinya jadwalnya tidak pernah berubah sejak 4 tahun lalu saya mengandung anak pertama, Selasa-Kamis-Sabtu. Kebetulan tahun ini kami (saya dan anak2) sedang berlibur ke Indonesia dan bertepatan dengan jadwal haid sy, kemudian sy berkonsultasi dengan suami tercinta soal pencabutan iud dr rahim sy. Singkat cerita kami memutuskan untuk mencabut sebelum suami sy datang ke Indonesia. Aduh, ke dokter kandungan sendiri itu rasanya ga enak deh! Udah kebayang aja deh di ruang tunggu banyak pasangan mengobrol, saling bertatapan, bercanda ria, daaan klo kita sendiri itu sakitnya itu disini *nunjuk dada* hihi. Dulu mengandung anak kedua, kami menjalani LDR dan ketika itu usia kandungan mencapai trimester terakhir. Sering ga sadar meneteskan air mata kalau sudah jadwal kontrol, hiks! Diruang tunggu melihat banyak pasangan dengan perut sang istri yg besar ditemani suaminya, di elus2 perutnya, sepertinya biar dr sawitri ngantri seramai apapun ga akan ada masalah buat mereka karena mereka berdua bisa saling bercanda, mengobrol, dan makan bareng. Sedangkan saya cuma sendiri, perut besar, dan naik angkot pula dari tempat sy bekerja. Ihiks.. berasa deh klo antri di ruang tunggu ga sadar sering ngelap air mata.

Monday, 14 July 2014

Menyiapkan Anak di Hari Pertama Sekolah

1. Beritahu anak bagaimana jadwal sekolah yang akan ia alami. Mulai dengan menjelaskan jam berapa ia akan masuk sekolah setiap hari, akan ada siapa saja disana, misalnya bu guru/pak guru, teman, dan lain sebagainya. Bagaimana ia harus bersika dengan guru dan teman. Serta hal-hal lain yang perlu menjadi gambaran anak di hari pertamanya sekolah

Contoh dialog : "besok kakak sekolah ya? waaah senang ya Maa syaa Allah. Besok kakak akan masuk pukul 7 pagi, jd sebelum pukul 7 kakak harus sudah bangun, bersiap-siap mandi, sarapan dan pergi ke sekolah. Nanti disana kakak akan bertemu dengan bu guru yang akan mengajarkan kita banyak hal, bertemu teman-teman yang baik, nanti bisa bermain bersama, senang yah?"

Jangan berpikir apakah anak akan mengerti apa yang kita ucapkan, JUST DO IT, believe me! anda tidak akan pernah tau kekuatan kata-kata sampai anda melakukan dan membutktikannya sendiri

Wednesday, 9 July 2014

Berdo'a Ketika Mendapatkan Musibah

Terkisah Ummu Salamah yang begitu sangat mencintai suaminya, seorang yang shalih bernama Abdullah bin Abdul Assad (Abu Salamah). Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak, yakni Salamah, Umar, Zainab, dan Durra. Ummu dan Abu Salamah sangat saling mencintai hingga mereka sangat ingin dipertemukan kembali dalam Jannah.

Hingga sampailah perkataan Ummu Salamah kepada suaminya ”Aku telah mendengar bahwa seorang wanita yang suaminya tiada dan suami itu termasuk ahli surga kemudian wanita tersebut tidak menikah lagi sepeninggal suaminya, maka akan Allah mengumpulkan mereka berdua di surga. Mari kita saling berjanji agar engkau tidak menikah lagi sepeninggalku dan akupun tidak akan menikah lagi sepeninggalmu.”  

Mendengar perkataan istrinya tersbut Abu Salamah kemudian berkata:” Apakah engkau mau taat kepadaku?” Kata Ummu Salamah “Ya.” Abu Salamah berkata lagi “Kalau aku kelak tiada menikahlah! Ya Allah berikan pada Ummu Salamah sepeninggalku nanti seseorang yang lebih baik dari padaku yg tidak akan membuat berduka dan tidak akan menyakitinya.”