Tuesday 21 January 2014

Catatan Kuliah #Manajemen Menata Rumah dengan Konsep 5R

Seri Catatan Kuliah Bunda Cekatan Oleh Ibu Septi Peni W pada hari Rabu, 8 Januari 2014
Manajemen Menata Rumah dengan Konsep 5R

Sebelum memutuskan untuk menjadi bunda produktif, dalam hal apapun itu, seperti bekerja, berdagang, menulis, aktif dalam organisasi, dan lain sebagainya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dan semestinya menjadi pijakan bunda. Pijakan tersebut adalah:
1. Memahami bagaimana pola mendidik anak yang benar
2. Memahami bagaimana menjadi bunda yang cekatan (biasanya mulai dari urusan rumah)

Kedua pilar tersebut harus  kuat terlebih dahulu agar tidak menuai protes dari anak-anak dan suami. Bukan sebaliknya, menjadi produktif dulu baru kemudian urusan rumah, anak-anak dan suami menyusul. Jika kedua pilar tersebut belum kuat dan kita (sebagai ibu) lompat menjadi bunda produktif dengan intensitas aktivitas tinggi maka kesibukan ibu tersebut akan menjadi excuse kekacauan rumah seperti rumah yang berantakan dan bahkan anak-anak yang tidak terawat.



Konsep 5R yang akan dibahas berasal dari sebuah budaya kerja di Jepang yang disebut 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Konsep ini adalah bagaimana menata sebuah budaya kerja yang berfokus pada kebersihan dan efisiensi tempat kerja, standardisasi prosedur kerja, mengeliminasi segala sesuatu yang tidak diperlukan serta secara bersamaan meningkatkan kualitas hasil kerja dan safety.



  • Konsep 5R tersebut adalah:

1. Ringkas (Seiri)
Perhatikan penggunaan tempat sesuai fungsinya, contohnya tempat mainan anak, kulkas, dan gudang. Menghindari alih fungsi sebuah tempat akan memudahkan kita untuk me'ringkas'kan barang, artinya letakkan barang sesuai tempatnya. Misalnya tempat untuk handphone jangan beralih fungsi untuk tempat uang receh, tempat meletakkan nota dan lain sebagainya. Jadi penting untuk meletakkan barang pada tempatnya agar barang tidak tercecer. Contoh lain adalah mainan anak, sering kita mendisplay mainan anak dengan tujuan agar anak mudah mengambilnya jika ingin dimainkan. Ketika selesai bermain kita meminta mereka merapikan kembali dan yang terjadi anakpun akan bingung diletakkan dimana mainan tersebut karena tidak ada tempat sebab kita hanya men-display nya saja. Padahal yang lebih tepat adalah mengelompokkan mainan anak dan hanya mengeluarkan mainan tersebut jika anak ingin memainkannya. Jika ingin beralih ke permainan lain bimbing anak untuk meletakkan mainan sebelumnya baru kemudian dikeluarkan mainan yang lain lagi. Keuntungan lain adalah anak akan merasa selalu ada mainan baru karena setiap kali mainan dikeluarkan anak akan merasa kembali excited. Contoh lain adalah isi kulkas, apakah kita sudah mengelompokkan makanan dengan baik? dimana tempat sayur, dimana tempat daging, tempat ikan, bumbu-bumbu dan lain sebagainya. Terakhir yang sering kita lupakan adalah gudang. Alih-alih sebagai tempat menyimpan gudang malah menjadi tempat menyembunyikan. Gudang menjadi tempat menyimpan apa-apa yang masih kita butuhkan seharusnya tertata rapi dan mudah jika suatu waktu kita membutuhkan sebuah barang. Jika tidak terpakai lagi seharusnya sudah dibuang atau diberikan kepada yang lebih membutuhkan.

2. Rapi (Seiton)
Hal yang perlu diperhatikan adalah klasifikasi dalam penataan barang. Contoh sederhana adalah lemari, apakah kita meletakkan pakaian sesuai klasifikasi yang kita buat? misalnya memisahkan mana tempat kerudung, mana tempat pakaian dalam, kaos, baju dirumah, baju untuk pergi, dan sebagainya. Hal ini memudahkan ketika mencari sesuatu dan tidak merusak tatanan lemari, which is kalau sudah berantakan butuh waktu lagi untuk merapikannya kan?

3. Resik (Seiso)
Memiliki waktu tersendiri untuk membersihkan rumah adalah cukup penting bukan hanya ketika sempat, dan biasanya ketika hanya sesempatnya itulah yang memakan banyak waktu. Rutinitas membersihkan rumah dibutuhkan agar tidak makin butuh waktu banyak yang kita habiskan untuk membersihkan rumah. Jika pun terpaksa harus menggunakan banyak waktu maka gunakanlah prinsip cut of time, targetkan berapa lama waktu dalam sehari yang dihabiskan untuk membersihkan rumah. Ini merupakan dilema ibu rumah tangga pada umumnya, sulit memulai dan ketika sudah asyik beres-beres rumah malah sulit mengakhiri. Maka menargetkan waktu penting agar pekerjaan lain tidak terbengkalai. Contohnya hari ini waktu yang akan digunakan adalah 15 menit, maka tinggalkanlah pekerjaan anda setelah waktu yang anda sepakati berakhir, kumpulkan barang yang masih berantakan di suatu tempat dan kemudian lanjutkan jika masih ada waktu kosong bukan mendiamkannya berbulan-bulan kemudian ya.

4. Rawat (Seiketsu)
Pertanyaan penting sebelum memutuskan membeli sesuatu : mampukah saya merawat benda ini? Jika iya dan dirasa butuh silakan beli, jika jawabannya tidak maka tinggalkanlah. Sebelum membeli pikirkan sekali lagi bagaimana cara merawatnya, dan mampukah diri saya? contoh sederhana, sebelum memutuskan membeli sepatu berwarna-warni, merah, kuning, hijau, biru. Bisakah saya merawat sepatu-sepatu tersebut agar warnanya tetap terlihat cerah. Jika tidak tinggalkanlah dan beli sepatu dengan warna yang mudah untuk dirawat misalnya hitam atau coklat. Begitu juga dengan peralatan dan perabot rumah tangga lainnya. Seperti gorden, jenis bahan furniture, dan sebagainya.

5. Rajin (Shitsuke)
Ini adalah proses dimana anda mengulang-mengulang proses diatas sehingga terbentuklah suatu pola kebiasaan. Jangan menjadi perfeksionis untuk menerapkan langsung keempat proses diatas dalam suatu waktu karena akan memicu stress. Lakukan satu persatu konsep dalam kurun waktu tertentu. Misalnya bulan ini adalah mempraktekkan konsep ringkas, jadi dalam satu bulan anda hanya akan fokus bagaimana memisahkan barang yang perlu dan  tidak perlu serta membuang barang-barang yang tidak diperlukan. Kemudian dilanjut konsep lain sehingga semua konsep bersinergi dan membentuk sebuah proses yang menjadi irama sehari-hari. Paksa dan mulai dari diri sendiri terlebih dahulu sehingga warga rumah terbiasa dengan kondisi yang anda ciptakan.



  • Kunci dalam melaksanakan 5R

Ringkas : barang yang perlu dipisahkan dr yg tidak perlu, buang yang tidak perlu

Rapi : barang yang tidak rutin dipakai setiap hari harap disusun dengan rapi agar memudahkan kita untuk mengambilnya jika suatu waktu dibutuhkan. Barang yg setiap hari dipakai ditempatkan di tempat yg mudah diambil.

Resik : membersihkan tempat kerja hingga benar-benar rapi dan membersihkan rumah sebelum tidur,
tidak meninggalkan masalah sebelum tidur seperti cucian piring kotor akan mengembalikan mood anda untuk beraktivitas menjadi seorang Ibu yang profesional

Rawat : menjaga kondisi dari ringkas-rapi-resik

Rajin : mematuhi dengan benar apa yang telah ditetapkan, contohnya memaksa diri untuk mengembalikan barang pada tempatnya. Memaksakan diri sendiri dengan keras agar lingkungan mengikuti (suami dan anak). dan tidak perlu menjadi seorang yang perfeksionis.


  • Tentang Kaizen
adalah suatu tindakan merubah proses kerja menjadi lebih baik. Islam mengenal bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin. Sekecil apapun perubahan itulah keizen. Evaluasi diri anda setiap hari dan usahakan ada perubahan dari diri anda. Menata rumah dengan baik tidak harus memaksakan suami dengan perabot mewah dan tempat luas, mulailah dari kondisi kita sekarang agar ketika Allah memberikan kesempatan kita sudah siap.

juga dimuat di http://www.ibuprofesional.com/profiles/blogs/bunda-cekatan-manajemen-menata-rumah-dengan-konsep-5r

No comments:

Post a Comment