Thursday 26 June 2014

Untung Rugi Bisnis

Bismillahirrahminrrahim,

"eh, lo kenapa masih mau dagang sih? apa yang dikejar? suami ada, bisa mencukupi semuanya"
"ngapain bisnis, dagang malu-maluin aja"
"ah, gue ga bakat dagang..."

Hmm, pasti pernah denger selentingan-selentingan di atas kan?
keep move on, buat kamu yang sedang atau akan menjalani bisnis. Buat kamu nih, perempuan yang sehari-hari dirumah, bisnis lumayan penting man! *eh, woman* Untuk apa? untuk membangun kemandirian finansial kita. Bayangin klo suatu saat suami ga ada, atau kamu harus hidup sendiri dan struggle buat anak-anak kamu. Kemandirian finansial disini bukan hanya sekadar membiayai kebutuhan sehari-hari, tetapi lebih dari itu. Bagaimana kita bisa masuk surga dengan bisnis. Yup! bisnis bukan soal untung-rugi tapi soal surga-neraka.

"Pedagang muslim yang jujur lagi amanah akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq (jujur) dan para syuhada kelak di hari kiamat"

(HR Ibnu Majah: 2139, al-Hakim: 2142; ash-Shahihah: 3453 Al-Albani).

Wih..wih, mantap banget kan gan? yuk belajar jadi  pedagang jujur yg bukan hanya mengejar keuntungan duniawi tapi juga surgawi. Bersedekah melalui bisnis juga utama.Mungkin selama ini kebutuhan kita dan anak-anak sudah terpenuhi oleh suami. Kenapa tidak kita manfaatkan bsinis untuk bersedekah? keluarga juga akan kecipratan pahalanya. Paling tidak, ketika Allah merikan keberkahan atas harta yg kita infakkan, rumah kita terasa surga, dan eksesnya hubungan suami-istri juga anak-anak akan berwarna indah.

Dalam bisnis kita juga bisa buanyak sekali belajar, dalam hal yg paling sederhana kita dituntut untuk me-manage pemasukan dan pengeluaran dengan baik. Belajar membangun jaringan, mengelola hubungan pertemanan. Juga kita dituntut untuk terus berkreasi agar bisnis kita bertahan. Buat saya, bisnis itu indah..hehe. Banyak pembelajaran yang kita dapat. Ga hanya senang-senang tapi juga ada duka yang harus kita lewati sebagai pembelajaran.

Bisnis juga soal mendekatkan diri pada Allah. Pernah dengar Elang Gumilang, ia memulai bisnisnya dengan meminjam ke bank konvensional yang tentunya ada praktik ribawi. Bunga yg harus dibayarkan tiap bulannya adalah 400juta. Bayangkan, bunganya doang lho ya! Kemudian ia tinggalkan, dan Allah menggantinya dengan proyek yg lebih baik lagi. Kedekatan dengan Allah adalah kunci bisnis yang utama, usahakan Allah selalu menjadi nomer satu di setiapurusan kita. Seorang pedagang dituntut untuk selalu bertawakal kepada Allah, karena hanya Alla-lah yg bisa menutup dan membuka "keran" rezeki seseorang. Tentunya dengan cara yg halal, bukan dengan menghalalkan segala cara. Jangan sampai kita masuk neraka juga karena bisnis, waiyyadzubillah.

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi" (QS. al-Muthaffifin: 1-3)

No comments:

Post a Comment